Telepon genggam
+86 186 6311 6089
Hubungi kami
+86 631 5651216
E-mail
gibson@sunfull.com

Sensor Buluh vs. Sensor Efek Hall

Sensor Buluh vs. Sensor Efek Hall

Sensor efek Hall juga menggunakan keberadaan gaya magnet untuk memberi daya pada pembukaan dan penutupan sakelar, tetapi di situlah kesamaan mereka berakhir. Sensor ini adalah transduser semikonduktor yang menghasilkan tegangan untuk mengaktifkan sakelar solid-state daripada sakelar dengan bagian yang bergerak. Beberapa perbedaan utama lainnya antara kedua jenis sakelar meliputi:

Daya tahan. Sensor efek Hall mungkin memerlukan kemasan tambahan untuk melindunginya dari lingkungan, sedangkan sensor buluh dilindungi dalam wadah yang disegel secara hermetis. Namun, karena sensor buluh menggunakan gerakan mekanis, mereka lebih rentan terhadap keausan.
Permintaan Listrik. Sakelar efek Hall membutuhkan aliran arus yang konstan. Sensor buluh, di sisi lain, hanya membutuhkan daya untuk menghasilkan medan magnet sebentar -sebentar.
Kerentanan terhadap gangguan. Sakelar buluh dapat rentan terhadap guncangan mekanis di lingkungan tertentu, sedangkan sakelar efek Hall tidak. Sakelar efek Hall, di sisi lain, lebih rentan terhadap gangguan elektromagnetik (EMI).
Rentang frekuensi. Sensor efek Hall dapat digunakan pada rentang frekuensi yang lebih luas, sedangkan sensor buluh biasanya terbatas pada aplikasi dengan frekuensi di bawah 10 kHz.
Biaya. Kedua jenis sensor cukup hemat biaya, tetapi sensor buluh keseluruhan lebih murah untuk diproduksi, yang membuat sensor efek Hall agak lebih mahal.
Kondisi termal. Sensor buluh berkinerja lebih baik dalam suhu panas atau dingin yang ekstrem, sementara sensor efek Hall cenderung mengalami masalah kinerja pada suhu ekstrem.


Waktu pos: Mei-24-2024